Selagi kalian melarikan diri pada dunia yang kalian angankan sendiri. Coba jernihkan kepala, dinginkan hati menengok kondisi pendidikan (tin...

Pendidikan Style

Selagi kalian melarikan diri pada dunia yang kalian angankan sendiri. Coba jernihkan kepala, dinginkan hati menengok kondisi pendidikan (tinggi) kita. Bagaimana kondisi pendidikan kita, sudahkah membangun kemanusiaan kita? apakah memang pendidikan yang kita geluti ini berpijak pada kemanusiaan? Mengapa pendidikan pendidikan (tinggi) kita semakin membelenggu, bukan malah membebaskan? Kali ini coba meramaikan diskursus pendidikan yang semakin jauh dari upaya pembebasan manusia.

Kira-kira dua hari kemarin, artikel opini di Jawapos membahas tentang manusia pembelajar. Bagaimana permasalahan pendidikan di Indonesia masih belum selesai, banyak kegagalan-kegagalan pemahaman tentang pendidikan. Mukhlas menyitir perosalan pendidikan kita tidak lepas dari persepsi masyarakat terhadap lembaga pendidikan adalah entitas sendiri. Lembaga pendidikan dianggap sebagai bagian yang terpisah dari realitas empiris. Implikasinya pada peserta didik (dalam hal ini mahasiswa) maupun masyarakat tidak bisa berkolaborasi dalam menciptakan masyarakat sejahtera.

Mahasiswa sekarang terkesan jauh dari masyarakat, atau boleh dikata jauh dari amanah penderitaan rakyat. Pandangan terhadap mahasiswa yang seperti itu, tidak lepas dari terpisahnya pendidikan dari masyarakat empiris. Secara keilmuan, terpisahnya pendidikan dari masyarakat akan membuat mahasiswa sulit menerapkan ilmu yang dia dapat. Mahasiswa lebih tekun belajar teoritis yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas keseharian. Ketidakmampuan menerapkan keilmuan dalam kehidupan berujung pada keterasingan mahasiswa dari rakyat. Atau mahasiswa stagnan hanya pada konsep, teori yang sudah ada tanpa bisa menarik ilmu dari lingkungannya. stagnansi masyarakat disebabkan tidak adanya relasi antara keilmuan dan lingkungan masyarakat. Bagaimana bisa menarik pemahaman terhadap lingkungannya, jika ia terlempar dari lingkungannya.

Ketika pendidikan menjadi entitas sendiri, dari sisi pergerakan pun berdampak besar. Bagaimana mahasiswa yang gagal memahami masyarakatnya bisa dengan tepat bergerak memperjuangkan rakyat? Suatu hal yang mustahil. Kegagalan pemahaman ini yang kemudian seringkali tidak disadari. Bahwasanya pendidikan menurut P. Freire adalah suatu alat pembebasan masayarakat dari belenggu-belenggu yang menyengsarakan. Pendidikan haruslah menjadi pendobrak tirani yang memeras masyarakat. Mengungkung masyarakat yang dibiarkan bodoh, untuk terus tunduk pada kekuasaan yang tidak adil. Kegagalan ini disebabkan, penguasaan pemahaman teoritis tentang masyarakat sudah gagal dipahami. Masyarakat sebagai realitas empiris, semakin sulit dibaca ketika pembacaan terhadap "teks" sudah gagal.

Lalu bagaimana pendidikan dipandang oleh mahasiswa? Sebelumnya sudah disodorkan dugaan bahwa pendidikan yang menjadi entitas senidiri yang terlepas dari masayarakat. Mahasiswa hanya menjalani kehidupan perkuliahan untuk hasil (lulus, maupun Ijazah). Di luar kehidupan perkuliahan (baik organisasi maupun aktivitas lain) yang ia jalani hanya sebagai pelarian dari ketidakmampuan memahami keilmuan dalam kampus. Pendidikan tidak dijalani sebagai usaha untuk mencari kesejatian diri, membebaskan diri dari kebodohan, terlebih membebaskan masyarakat dari keterjajahan (struktural). Pendidikan hanya sebagai pelengkap hidup, atau mungkin sebagai batu lompatan untuk menjalani kehidupan. Atau bahkan pendidikan hanya sebagai style kekinian , jika begini tamatlah bangsaku! Memang ada beberapa yang sudah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan. Akan tetapi, hanya pada tataran pemahaman urgensi pendidikan dalam kehidupan. Ujung-ujungnya ya pendidikan hanya untuk selembar kertas untuk cari kerja.

Terlalu naif nan utopis memang jika kita menolak selembar kertas itu. Kita memang butuh itu, tapi haruskah menjadi tujuan? Pendidikan jika diseruisi dipahami dengan benar, maka selembar kertas itu akan dengan sendirinya sudah didapat. apalagi pekerjaan. Ini yang harus dipahami jika mau mendeklarasikan diri sebagai Pembelajar pembebas!

0 komentar: