"Ketika aku membayangkan diri menjelma seorang dengan kekuatan adikodrati. kurasa hari itu benar-benar hari yang menyenangkan, ketika ...

Rumah dan Kawanan Monyet


"Ketika aku membayangkan diri menjelma seorang dengan kekuatan adikodrati. kurasa hari itu benar-benar hari yang menyenangkan, ketika imajinasiku berlomba-lomba dengan laju waktu yang menggerus usia. kuceritakan saja anganku, untuk menggugah jiwa-jiwa yang sepi di telaga rindu yang mengambang."

Quote diatas bukan kukutip dari buku sastra, atau Novel pop yang beredar di Gramed atau di Togaemas. Ya pasti bukan. Wong itu kukarang-karang sendiri. Biar jadi "pembukaan pintu" yang dramatis (ini baru kuambil dari film Kungfu Panda 2).

Tiba-tiba saja aku serasa redup, ampang mirip rokok Magnum yang didiamkan seminggu tak dihisap. Ramadhan cepat sekali berlalu, meninggalkanku dengan keadaan yang memerikan, sedih aku melihat diriku sendiri. Ramadhan yang buruk, tapi juga banyak kebaikannya yang mungkin kurang kurasakan (syukuri).

Dilanda gelap, aku teringat apa yang disarankan mas A.S Laksana di esainya yang tiap minggu terbit. Mas Laksana mengisahkan ketika ia dirundung kesuntukan, ia akan menyendiri, berdiam, membayangkan sesuatu yang indah, bahagia. Hal itu yang coba kulakukan, (selain dengan sholat yang ikhlas) dan hasilnya tak sebagaimana harapanku.

Jadi begini, ketika aku membayangkan kebahagiaan, dan ketentraman dunia. Tiba-tiba seorang monyet yang tak tahu darimana datangnya memporak-porandakan rumah beserta tamannya yang indah. Ia dengan kawanannya mengambil seluruh kebehagiaan (berupa energi) dari rumah tersebut. Keindahan rumah tersebut masih kulihat, tapi tak kulihat kebahagiaan dan ketentraman di dalamnya.

Wajahku pucat, tergeragap. Padahal sebelumnya aku tak pernah membayangkan suatu yang buruk semacam itu, kecuali di dunia nyata. Karena aku percaya dunia nyata lebih irrasional daripada dunia yang diangankan orang. Dunia nyata cukup memberiku gambaran bahwa sesuatu yang tak masuk akal terjadi. Itu yang membuatku sedih.

Aku harap rumah dalam bayanganku bukan Indonesia, dan monyet itu bukan bajingan-bajingan kapital yang memberangus kebahagiaan dan ketentraman. (semoga "penutupan pesta" yang bagus, seperti di Kungfu Panda 3).

0 komentar: