Ada 'hantu' baru yang muncul akhir-akhir ini, -maaf, bukan hantu baru, tapi dimunculkannya kembali 'hantu' lama-. Isu 'h...

Menakuti Hantu

Ada 'hantu' baru yang muncul akhir-akhir ini, -maaf, bukan hantu baru, tapi dimunculkannya kembali 'hantu' lama-. Isu 'hantu' komunis kembali muncul di arena Indonesia, sengaja kuberi tanda petik untuk memberikan kesan lebih. Ada yang berujar bahwa kemunculan hantu ini dimulai dua tahun terakhir, atau ada yang nyinyir kemunculannya awal mei tahun ini. Memang sepengetahuanku isu hantu ini muncul pada awal Mei, karena identiknya gerakan buruh dengan hantu ini.

kemungkinan, tiap awal mei di tahun-tahun pasca reformasi ramai oleh isu hantu ini. akan tetapi, tahun ini menjadi semacam bola panas yang membakar jenggot. Pasalnya, ramai-ramai orang membicarakan hantu ini, baik kalangan akademis di ruang-ruang diskusi ber-AC maupun kalangan akar rumut di warung-warung. Aku pun turut dalam pusaran, ikut-ikut nggosip masalah Hantu yang satu ini.

Gosip hantu ini memang benar-benar membuatku, sebagai kalangan muda terdidik -memakai istilah yang gemar dipakai untuk pelajar sepertiku di jaman awal pergerakan- tertawa genit sekaligus kepo. beberapa hari ini, aku melontarkan pertanyaan-pertanyaan kecil kepada kawan-kawanku, ada yang kamerad, ada yang akhi, ada juga yang sahabat, bahkan kawan dari Liberal. mereka antusias membahas hantu satu ini. Baik akan kurangkum jawaban kawan-kawan sejawatku di bawah, dan pastinya komentarku atas hantu ini.

Semestinya, reaksi pemerintah terhadap hantu ini tidak boleh sampai pada tahap sweeping buku, atau pada tahap intelektual. Reaksi pemerintah yang berlebihan dalam menghadapi hantu ini terkesan lebay. ada kawanku, yang mengibaratkan reaksi pemerintah semacam ABG yang tidur di kamarnya yang gelap, merasa ketakutan akan bayangannya sendiri dengan mengacak-acak kamar. Aku tertarik dengan analoginya, menurutku ada betulnya. Aku menduga bahwasanya dia sering membaca novel atau cerpen tentang misteri.

Seakan kehidupan akademikku tersinggung -narsis sedikit, karena beberapa kali ketika ingin membaca buku-buku "kiri" sempat dilarang oleh kawanku-, aku mencoba mencari tahu, ada apa dengan negeriku, ada apa dengan pemegang otoritas negeriku, ada apa sebenarnya dengan aparat-aparatku. Kok ya seakan-akan mereka benar-benar takut akan Hantu yang nantinya memberangus dirinya. wong namanya saja hantu, Apa bisa mereka tiba-tiba menguasai alam manusia, katanya hantu. Mustahil bukan? ya kalau masih takut mungkin mereka sering dicekoki film-film hantu, atau pas nonton Annabele sendirian, atau dulunya sering ditakuti oleh mamaknya. 

Aparatur negara yang melakukan sweeping menurut kawanku, sedang melakukan tindakan genosida intelektual. Dengan dalih buku-buku atau pemutaran film yang berbau "kiri" seakan menunjang hantu yang dulu (katanya) sempat mau merebut Tahta pemerintahan. Padahal, -masih menurut kawanku- Buku-buku kiri yang berhaluan marxisme, sangat dibutuhkan -terutama untuk ilmu sosial- sebagai pisau analisis membedah fenomena sosial. Meskipun bukan buku kiri, bahkan buku tengan maupun kanan agak ke tengah kalau itu sampai dilarang-larang, bahkan sampai dibakar, aku pun tak setuju. begitu aku menimpali komentar kawanku -sambil tertawa, haha hihi-.

Selebihnya, akan aku bahas sedikit mengenai analogi hantu dari kawanku. Soalnya, pas banget buat kasus ini. Kenapa dia mengumpamakan hantu -yang sedang kita bahas- sebagai bayangannya sendiri. Menurutku, karena hantu (komunis) merupakan bagian yang tak terlepas dari bangsa kita. Komunis merupakan kesatuan dari Indonesia yang bersemboyan Bhineka Tunggal Ika ini. Kalau saja, Komunisme dilarang atau katanya tidak cocok untuk bangsa Indonesia ya biarin saja to. Mirip dengan ikan yang nantinya mati-mati sendiri jika kalian taruh di darat.

Penyikapan yang berlebihan atas hantu ini, memberikan chaos  yang semakin memperkeruh masyarakat kita suasana. Sudah masyarakat kesulitan makan, kesulitan nyari pekerjaan, eh malah ini disuguhi hantu-hantu. Sudahlah, Masyarakat indonesia kan sudah akrab banget sama barang-barang halus semacam itu. Iya kan? heuheu. Paling mudah, suruh nyalakan lampu di kamar ABG tadi, biar mereka tidak takut lagi pada bayangannya. 

0 komentar: