Seakan tadi sore aku masih memiliki semua yang kubutuhkan untuk bahagia. Secara mendadak malam mulai melahap sore, secara tiba-tiba perasaa...

Show Must Go On!

Seakan tadi sore aku masih memiliki semua yang kubutuhkan untuk bahagia. Secara mendadak malam mulai melahap sore, secara tiba-tiba perasaan pun berubah. Mengikuti warna gelap yang menyelimuti karang menjangan. Begitulah hati menurutku.

Jadi ini cerita tentang mudahnya pikiran dan hati untuk dikelabui -dua-duanya kudapat dari 'amanat' dari film-. Untuk menghindari keinginan untuk  mengejar nilai-nilai moral instan, saat itu hanya kusimpan baik-baik di loker.

Ketika sore, aku dikelilingi kebahagiaan, buku-buku sejarah, filsafat dan sastra bagus (menurutku) berada dalam genggaman. Maklum, habis dari perpus pusat heuheu. Lagipula aku dapat mengandai-andai di pujasera kampusku tentang kekasih. Selain itu, ada kebahagiaan lain yang kurang pas kuceritakan disini.

Setelah itu malamnya, balik dari kampus seakan kegelapan mengabuti kepala. Sebelumnya suasana pikiran sedang Byar tiba-tiba Peet (mirip analogi Byarpet PLN heuheu). Begitulah, ada saja yang membuat hati terpengaruh oleh pikiran yang gelap ini. Mungkin kalian pernah atau malah sering mengalami hal seperti ini.

Setelah membaca bukunya Foucault berjudul Arkeologi pengetahuan hati tiba-tiba saja gelap. Bosan lebih tepatnya. Entah tak ada yang ingin kukerjakan. Kututup buku. Beralih menonton film yang kuanggap berkualitas, berjudul spotlight. Selesai menonton masih saja tak mau beranjak bosan ini. Kulihat jam di hp menunjukkan pukul 23.14. Pikirku lebih baik sholat isya' dulu.

Selepas sholat masih saja hati ini kurang tenang, meskipun sudah agak mendingan. Baiklah. Aku diam sejenak, mencari apa-apa yang membuatku bahagia di tempurung kepalaku. Membayangkan aku menjadi seorang intelektual cerdas dan tentunha berguna untuk rakyatku. Treatment Ini kulakukan atas dasar Mas Laksana di kolom senin-nya.

Sudah mendingan, pikirku. Lalu aku temukan suatu scene dari film india di pikiranku yang dulu pernah kutonton dari hasil downloadan. Judulnya kalau tidak salah yeh jawaani hei diwaani. Pemain-pemainnya menurutku mumpuni dan mahal tentunya, Ranbir Kapoor dan Deepika Padukone. Film ini tentang Beberapa kawan yang sudah terpisah lama kemudian berjumpa lagi. Untuk lebih jelasnya kalian perlu menonton sendiri. Heuheu

Di bagian itu ketika Bunny (Ranbir K) dan Naina (Deepika P) duduk di sebuah bangunan kuno yang terletak di atas bukit. Keduanya memandang arah barat yang mataharinya sedang menuju akhir. Bunny masih ingin melanjutkan perjalanan, tapi ditolak oleh Naina dengan alasan pegal.

Scene ini menarik bukan karena pemandangannya, akan tetapi alasan yang disampaikan Naina terhadap bunny akan penolakannya. Dia menjawab begini "seberapa kuat kita berusaha mengejar apapun pasti ada yang terlewat, seberapa kuat usaha kita mempertahankan sesuatu, pasti ada yang terlepas dari kita."
Kurang lebih begitu.

Pas sekali, menurutku. Ketika aku sedang memulai untuk mengubah suasana hatiku dari peet ke byar. Nilai yang dapat diambil adalah waktu selalu mendahului kita,  sekuat apapun usaha kita menggapai sesuatu kita akan kehilangan sesuatu yang lain. Jadi, mulailah menerima apa-apa yang sudah kita terima dan gapai, nikmati, dan katakan Show must go on beibeeeh!!

0 komentar: