Dari Signore (sinyo) Marrik sampai LPDP

Tadi siang sampai sore ini, di ACC diselenggarakan acara yang menarik untukku (dulu). Pameran sekaligus paparan beasiswa dari LPDP dan kampus-kampus dalam negeri maupun luar negeri. Menarik karena dengan adanya tenaga-tenaga yang dengan sabarnya menjawab setiap pertanyaan dari pengunjung-pengunjung yang kepo terhadap kuliah S2 atau S3, khususnya di Luar negeri. Acara yang juga diselenggarakan dengan berbagai hiburan, turut menambah kemeriahan. 

Sekembalinya dari acara, pikiranku merasa ada sesuatu yang ganjil. Kenapa acara seakademis itu diisi dengan hiburan yang menurutku hiburan "murahan"? Dan sekembali dari sana tidak ada sesuatu yang menggairahkan untuk menindaklanjuti wawasan yang kudapat (kecuali dari Signore Marrik Bellen dari KITLV). 

Sampai sekarang aku masih belum menemukan esensi dari acara tersebut, adakah otakku yang terlalu tumpul? Ataukah karena memang aku yang kurang mendalami pengamatan? Coba kalian ikut, mungkin akan berbeda pendapat denganku. Tapi coba pikirkan, apa yang kalian dapat setelah jalan-jalan di stand-stand "penjaja" kampus? Mungkin kalian akan bersemangat untuk "belajar" sungguh-sungguh untuk bisa masuk kampus idaman. Lalu, esok lusa kalian lupa akan "semangat" kalian kemarin. Agaknya seperti balsem, menenangkan sejenak, seperempat jam kemudian pusing lagi. 

Masih sampai disana otakku mampu menjangkau, kenapa pula aku ikut dalam acara seremonial tersebut? Jangan ditanya alasan itu, karena alasan tersebut benar-benar subyektif. Tapi perlu kalian ingat, acara seremonial tersebut harus sering-sering diadakan. Mengapa? Karena seperti ucapan magisnya Descartes "cogito ergo sum", aku sedikit menggubahnya "eksiso ergo sum", mungkin sekarang kita suka datang ke acara seperti itu karena ingin eksis, selfie, namun kemudia kita akan menjadi orang yang belajar disana (kampus terindah).

Semoga!! 11-9-20-12-22