Tinjauan Pustaka (Gemeente Pasuruan : 1916-1942)             Penelitian mengenai Kebijakan-kebijakan ekonomi kota sudah banyak dikaji, te...

(Gemeente Pasuruan : 1916-1942)

Tinjauan Pustaka (Gemeente Pasuruan : 1916-1942)
            Penelitian mengenai Kebijakan-kebijakan ekonomi kota sudah banyak dikaji, terutama oleh peneliti ekonomi. Dalam teori ekonomi, analisis mengenai kebijakan ekonomi kota (pemerintah kota) masuk dalam ranah teori ekonomi baru, yang sering disebut sebagai Ekonomi Makro. Kajian mengenai ekonomi makro (keynesian)[1], berkembang ketika disadarinya pembangunan ekonomi sektor riil (ekonomi klasik) tidak dapat diandalkan. Terbukti pada saat represi (1919-1921), dan depresi (1930) ekonomi yang melanda dunia, kegoncangan ekonomi terjadi.[2] Hal inilah yang melatarbelakangi adanya suatu kajian tentang analisis-analisis ekonomi makro (moneter).
            Penelitian mengenai ekonomi makro tidak banyak diminati oleh sejarawan. Bahkan, Thee Kian Wiee dalam pengantarnya di buku Sejarah Ekonomi Indonesia membutuhkan dua kepiawaian dalam meneliti sejarah ekonomi. Pertama, ketelitian seorang ekonom, sekaligus keprofesionalan seorang sejarawan.[3] Karena membutuhkan usaha yang lebih, kajian bidang ekonomi –apalagi makro, moneter- menjadi kurang diminati. Beberapa buku sejarah ekonomi yang penulis temukan sudah terbit dalam waktu yang lama, yang pastinya sudah membutuhkan tinjauan penelitian lebih lanjut.
Beberapa buku mengenai sejarah ekonomi makro yang ditemukan sejauh ini diantaranya. Pertama Sejarah Ekonomi Indonesia, kedua Sejarah Ekonomi Modern Indonesia, dan yang paling baru adalah Ekonomi Indonesia : 1800-2010. Penelitian dalam bentuk jurnal maupun tugas akhir studi beberapa diantaranya tidak membahas secara luas. Spasial yang dipilih meliputi wilayah yang kecil, dan lingkup kajian ekonominya masih menggunakan teori klasik (ekonomi mikro). Misalnya yang mengispirasi penulis, Gemeente Surabaya 1906-1942[4], Pemerintah kota pasuruan 1916-1934[5], dan beberapa penelitian lain yang sejenis. Jurnal juga dipakai oleh penulis sebagai untuk melengkapi peneletian terbaru yang sudah dilakukan, bernama JANTRA dengan judul penelitian Gemeente Pasuruan 1916-1942.[6]
Penulis yang menetapkan kajian terhadap kebijakan-kebijakan Gemeente Pauruan tahun 1916-1942 perlu membawa alat analisis ekonomi makro dan Metode penelitian sejarah. Ada beberapa kajian yang menjadi rujukan utama penulis salah satunya buku Sejarah Ekonomi Indonesia, Sejarah Ekonomi Modern Indonesia, dan Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Selain itu penulis juga mengambil beberapa aspek kesamaan dari penelitan tentang Gemeente yang sudah ada.
Buku sejarah ekonomi Indonesia, membahas beberapa permasalahan ekonomi di Indonesia, ada satu yang merujuk langsung kepada kebijakan pemerintah sebagai fokus penelitiannya. G.H.A Prince sala seorang penulis dari buku tersebut, dalam artikelnya Kebijakan Ekonomi di Indonesia, 1900-1942 mengurai kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi. Secara general Prince memusatkan perhatian penelitannya terhadap lima topik dalam menganalisis kebijakan ekonomi. (1) Kebijakan Kesejahteraan, (2) Masalah Beras, (3) Industrialisasi subtitusi Impor (4) Depresi 1919-1921, (5) Krisis 1930-an.[7]
Kelima aspek diatas dipilih karena menurutnya, Kelima topik itulah yang cenderung membuat pemerintah mengambil posisi yang jelas dan melakukan intervensi dalam pemerintahan. Prince dalam artikelnya menganalisis pada abad ke-20 saja, ketika Pemerintah kolonial sudah punya hak Privilages dalam mengambil kebijakan.[8] Hal ini tentunya dikarenakan pada masa itu, Pemerintah kolonial merasa perlu untuk ikut menentukan kebijakan ekonomi.
Jika penelitian di atas masih membahas perkonomian secara general dan lingkup spasial yang luas, penulis merujuk kepada karangan Sadono Sukirno berjudul Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Sukirno dalam bukunya menjelaskan menngenai permasalah pembangunan (ekonomi) di daerah yang pasti membutuhkan treatment berbeda dengan nasional. Menurutnya, aspek-aspek dasar yang dibutuhkan dalam menganalisis ekonomi regioal adalah faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi secara regional.[9] Hal ini diperjelas lagi, kebijakan-kebijkan pemerintah yang sepatutnya diterapkan turut dikaji dalam faktor-faktor pertumbuhan ekonomi regional.[10] Perangkat analisis ekonomi regional dari Sukirno dibutuhkan oleh penulis dalam menganalisis faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dan implikasi dari kebijakan ekonomi yang diterapkan.
Gambaran cukup jelas mengenai Periodisasi ekonomi dan perangkat-peangkat yang harus dipersiapkan dalam penelitian Sejarah Ekonomi regional. Ada juga penelitian kecil yang menurut penulis perlu dikembangkan lagi. Penelitian dari D.R. Nurhajarini membutuhkan banyak penjelas dan kritik yang mendalam, pasalnya dalam membahas Gemeente Pasuruan dengan kurun waktu yang lama hanya menghasilkan 11 halaman. Tentunya, hasil penelitian ini hanya mencakup Gemeente Pasuruan secara umum, isi dari penelitian tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan yang dibahas secara ringkas.
Dari beberapa Kajian yang sudah ada, penulis perlu memberikan perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Dari penelitian yang general, Sejarah Ekonomi Indonesia dan Sejarah Ekonomi Modern Indonesia perlu diberikan penjelasan yang mendalam terhadap regional-regional tertentu yang signifikan. Penelitian ini berangka dari kajian umum mengenai perekonomian Indonesia, yang kemudian dikerucutkan ke wilayah yang lebih kecil. Hal ini bertujuan untuk memperdalam kajian mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil oleh Gemeente Pasuruan.
Seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa penelitian sejarah ekonomi membutuhkan piranti analisis dari ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi yang dibutuhkan disini adalah teori ekonomi makro yang berdasarkan lingkup Regional. Maka penulis merujuk pada Sukirno, yang memberikan penjelasan mengenai kerangka analisis yang dibutuhkan untuk meneliti ekonomi regional. Sukirno hanya sampai pada tahap teori, belum sampai pada tahap penjelasan (narasi, interpretasi) keadaan ekonomi di tiap-tiap regional. Dari segi ini, penelitian penulis sudah berbeda dengan peelitian Sukirno.
Terakhir, Penelitian dari D.R Nurhajarini yang hampir sama dengan penelitian penulis. Namun perlu digarisbawahi disini, bahwa penelitian yang dilakukan hanya sebatas pembahasan umum. Aspek-aspek dari Gemeente Pasuruan dibahs semua tetapi hanya disinggung sedikit. Perlunya penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa aspek dari Gemeente Pasuruan membuat penulis mengambil topik Kebijakan ekonomi dari Gemeente Pasuruan. Alat analisis yang sudah ada, digunakan dalam menganalisi perkembangan, faktor-faktor yang berpangruh, dan implikasi dari Kebijakan ekonomi Gemeente Pasuruan.



[1] Analisis ekonomi berdasarkan kebijakan moneter pemerintah, diusung oleh John Maynard Keynes
[2] Booth. Anne, Sejarah Ekonomi Indonesia, (LP3ES, Jakarta, 1988), hlm. vii
[3] Thee Kian Wiee, Sejarah Ekonomi Indonesia, (LP3ES, Jakarta, 1988), hlm. 2
[4] Skripsi mahasiswa sejarah unair
[5] Skripsi mahasiswa sejarah UM
[6] D.R. Nurhajarini, Gemeente Pasuruan 1916-1942, Jurnal JANTRA Vol. 5 No. 10, hlm. 819-830
[7] Prince. Ge, Kebijakan Ekonomi di Indonesia 1900-1942, Sejarah Ekonomi Modern Indonesia, (LP3ES, Jakarta ; 2000), hlm. 226
[8] Ibid., hlm. 227
[9] Sadono Sukirno, Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah, (LPFE UI, Jakarta ; 1985), hlm. 6
[10] Ibid., hlm. 8

0 komentar: