Austronesia Oleh Prof. Ronnie Hatley Prof. Ronnie Hatley, seorang guru besar Univesrsitas Mc Gill sedang memaparkan tentang bangsa Austro...

Sejarah Austronesia

Austronesia Oleh Prof. Ronnie Hatley
Prof. Ronnie Hatley, seorang guru besar Univesrsitas Mc Gill sedang memaparkan tentang bangsa Austronesia. Paparan yang diberikan secara mendalam, lugas sekaligus kiritis. Namun, ada beberapa kesalahan kecil yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Profesor sekaliber beliau. Beberapa kesalahan akan penulis kemukakan dalam penjelasan dibawah. Kemudian mengenai komentar penulis mengenai hipotesi-hipotesi beliau perihal bangsa Austronesia.
Sebagai peneliti tentang sejarah bangsa Austronesia, beliau melakukan penelitian menggunakan pendekatan linguistik. Sebenarnya ada dua cara yang dapat dilakukan, pertama dengan menggunakan pendekatan Genetika, dan yang kedua menggunakan pendekatan linguistik. Pertanyaanya mengapa Profesor Ronnie menggunakan pendekatan linguistik dalam meneliti sejarah ras / bangsa Austronesia? Dalam hal ini, alasan beliau menggunakan pendekatan linguistik karena lebih memudahkan penelitian dan juga apabila menggunakan pendekatan genetis yang terjadi malah sebaliknya.
Asal-muasal bangsa Austronesia
            Beliau mengawali dengan asal-muasal bangsa Austronesia. Melalui penelitiannya, beliau mengambil hipotesa bahwa bangsa Austronesia berasal dari pulau Formosa di Taiwan yang kemudian menyebar ke daerah yang sekarang dijuluki bangsa pengguna bahasa Austronesia. Hal ini beralasan karena pada pulau Formosa ditemukan pembagian-pembagian bahasa yang termasuk dalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli.
            Mereka tinggal di Formosa kira-kira sekitar 8000 tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke beberapa daerah yang sekarang menjadi rumpun Austrnoesia membentang dari pulau Madagaskar sampai Hawai. Ini diperjelas dengan keagaman bahasa-bahasa Formosa yang leboh banyak daripada bahasa-bahasa Austronesia lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari pulau inilah nenek moyang bangsa pengguna bahasa Austronesia berasal.
Kebudayaan bangsa Austronesia
            Beberapa kebudayaan Austronesia yang sampai sekarang masilh nampak ada di sekitar kita yaitu kebudayaan berlayar. Sampai saat ini budaya berlaar dan merantau masih kental dilakukan oleh beberapa suku di Indonesia. Beberapa diantaranya madura, batak, melayu, jawa dan sebagian suku kecil lain. Kain batik juga merupakan hasil kebudayaan Austronesia (Nusantara) yang sampai saat ini masih kita rasakan. Namun, menurut Prof. Ronnie batik merupakan hasil silang budaya Nusantara dengan India yang berakar dari bangsa India. Hal ini menjadi polemik tersendiri, karena data-data yang disajikan oleh beliau kurang mendukung hipotesisnya.
            Pada masa Sriwijaya, lanjut beliau memaparkan tentang keadaan sriwijaya kala itu yang sedang dalam masa pembangunan. Kerajaan Sriwijaya (palembang) menjadi kota terbesar dan termaju menurutnya, dengan asumsi bahwa sriwijaya mempunyai armada laut yang kuat juga sudah mengalami silang budaya dengan negara asing. Sriwijaya juga sudah maju dalam bidang ilmu pengetahuan, beberapa barahmana didatangkan dari India untuk mengajarkan ajaran Hindu kepada masyarakt Sriwijaya.
Prof. Ronnie mengklaim bahwa angka Nol merupakan temuan orang sriwijaya pada abad ke-6 masehi. Bukti dan argumen yang beliau sampaikan kurang kuat sehingga dengan mudah dipatahkan oleh bukti dan argumen lain. Padahal, menurut bebrapa ilmuwan lain bahwa angka nol merupakan temuan oleh intelektual mesopotamia (Iraq) yang bernama Muhammad bin Musa Al-khowarizmi pada abad ke-8 masehi. Kesalahan ini sebenarnya dapat diminimalisir apabila beliau menempatkan sedikit waktunya untuk membaca literatur bangsa mesopotmaia dan bangsa lain di dunia. namun, kemungkinan pendapat beliau benar dengan asmusi bahwa bangsa sriwijaya menemukan angka nol pada abak ke-6 masehi (tentunya dengan bukti dan argumen yang kuat) dan Al-khowarizmi baru menemukannya pada abad ke-8 masehi. Kemungkinan, bangsa sriwijaya berdagang sampai mesopotamia dengan menyebarkan pengetahuan angka nol, yang kemudia disempurnakan argumennya oleh Al-khowarizmi.
            Beliau juga memaparkan tentang kobohongan informasi tentang kerajaan Majapahit yang mengklaim bahwa kekuasaanya kala kejayaan sampai madagaskar dan sebagian daratan di benua asia. Majapahit hanya memiliki kekuasaan di jawa timur dan beberapa daerah di jawa tengah. Kebohongan yang disebarkan oleh masyarakat oleh beliau dianggap sebagai bahan legitimasi kekuasaan majapahit. Kebohongan ini dapat dianalisis dengan pendekatan geografis dan juga kekuatan militer kerajaan majapahit kala itu. Kekuatan angkatan laut majapahit hanya sedikit dan lemah sehingga dengan mudah untuk dikalahkan bangsa cina (pasukan tar-tar). Kerajaan yang mempunyai armada laut yang kuat lah yang mampu melakukan ekspansi ke daerah lain, beliau mencontohkan Sriwijaya yang memiliki armada laut banyak dan baik. Sehingga, kerajaan sriwijaya memiliki daerah kekuasaan sampai daerah malaisya sekarang.
Pendekatan Linguistik
            Melalui pendekatan lingustik (bahasa) dapat diketahui asal-muasal suatu bangsa. Rumpun pengguna bahasa Austronesia (selanjutnya baca bangsa Austronesia) diketahui dari kedekatan bahasa yang digunakan. Dapat dianalisis tentang kedekatan pola dan struktur bahasa yang digunakan sebagai acuan untuk mengklasifikasikan suatu masyarakat pengguna bahasa tersebut. Hal ini sedikit lebih mudah daripada menggunakan pendekatan gentika yang melalui beberapa percobaan dan kesalahan. Hasil penelitian mengenai bangsa Austronesia menghasilkan perbedaan antara hasil penelitian dengan pendekatan linguistik dan pendekatan genetik. Hal ini yang perlu ditelusuri lebih lanjut, mengapa kedua penelitian dengan obyek yang sama namun menghasilkan hipotesis yang berbeda?

            Akhir kata, Prof. Ronnie memiliki pendalaman intelektual tentang bangsa Austronesia dan aspek pendukungnya, namun perlu digaris bawahi ketika Kedalaman intelektual tidak diiringi dengan keluasan intelektual menghasilkan dikotomi seperti kasus penemu angka nol diatas. Beberapa argumen dan bukti kurang disampaikan dengan gambalang, sehingga menimbulkan pertanyaan baru yang harus dicari penyelesaiannya. Semoga bermanfaat!

0 komentar: